Jakarta (ANTARA) - Perumda Air Minum (PAM) Jaya menyelenggarakan "Jakarta Water Hero 2023" dengan memberikan penghargaan kepada pelanggan air perpipaan berkategori rata-rata pemakaian di atas 10.000 meter kubik per bulan.
Penyelenggaraan kegiatan tersebut di Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Jakarta Timur, Selasa malam (20/6).
Menurut Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, total 13 pemenang dalam penghargaan ini, yakni tiga pemenang kategori pemanfaatan air perpipaan dari pelanggan wilayah barat dan tiga pemenang dari wilayah timur.
Tiga pemenang kategori kepatuhan pembayaran dari pelanggan wilayah barat dan tiga pemenang dari wilayah timur. Selain itu satu juara umum sebagai "Jakarta Water Hero 2023".
Dia mengatakan, ada empat indikator penilaian pada kegiatan penghargaan ini. Yakni inisiatif program penyelamatan dan pelestarian air, pengelolaan sampah terpadu, kepatuhan pembayaran tagihan air dan pemanfaatan air perpipaan.
Baca juga: Pemprov DKI ajak masyarakat pakai air perpipaan jaga sumber daya air
Empat indikator tersebut kemudian menjadi bahan penilaian oleh lima juri independen. Yakni, Dirjen Produk Hukum Daerah Kementerian dalam Negeri Makmur Marbun
serta Kepala Pusdatin Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta Juwarno.
Selanjutnya Pengendali Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Torkis Tambunan, Ketua Dewan Pengawas PAM JAYA Riyadi dan Kepala Seksi Perencanaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Elisabeth Tarigan.
Kelima juri tersebut kemudian melakukan penilaian terhadap 100 pelanggan 'Key Account PAM Jaya' yang terpilih untuk kemudian ditentukan satu pemenang.
Melalui kegiatan ini, PAM Jaya ingin mengajak warga Jakarta untuk menjadi pahlawan bagi pelestarian air di kota ini.
"Kita memulai dari kategori peserta gedung perkantoran, tapi ke depannya inisiasi ini bisa kita kembangkan pada kategori lainnya, seperti rumah tangga," kata Arief.
Baca juga: PAM Jaya bentuk tim khusus tata aset
Sumber air baku air perpipaan di DKI Jakarta, lanjut Arief, adalah 81 persen dari Waduk Jatiluhur, 14 persen dari Tangerang dan baru sekitar lima persen dari sungai atau air permukaan di kota ini. Padahal, air adalah kebutuhan dasar hidup manusia.
"Mereka yang ikut berpartisipasi dalam pelestarian air adalah mereka yang memperjuangkan kehidupan sebab air adalah sumber kehidupan," kata Arief.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang turut hadir dalam acara tersebut mendukung penuh langkah PAM Jaya dalam mendorong kesadaran pelestarian air di Jakarta.
"Kesadaran dalam pelestarian lingkungan, termasuk air, harus dimiliki seluruh warga Jakarta untuk keberlangsungan hidup generasi berikutnya," kata Heru.
Baca juga: PAM Jaya kelola penuh layanan air setelah 25 tahun dijalankan mitra
Heru menambahkan, setiap warga bisa berkontribusi bagi pelestarian air dari tempat masing-masing. Misalnya, dengan pemanfaatan kembali air serta mengelola limbah cair secara bijak.
"Di tengah keterbatasan sumber air di Jakarta, penting untuk setiap orang saling berkolaborasi untuk memastikan kualitas sungai di DKI Jakarta meningkat sehingga bisa dijadikan sumber air baku PAM Jaya," ujarnya.
Heru melanjutkan, peningkatan kualitas air baku ke depannya akan dapat mendukung peningkatan kebutuhan atas air seiring pertumbuhan penduduk. Terlebih, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan PAM Jaya mencapai 100 persen cakupan pelayanan pada 2030.
Pemprov DKI Jakarta melalui PAM Jaya menargetkan 100 persen cakupan pelayanan pada 2030. "Ketersediaan air perpipaan di Jakarta tentunya akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup warga, baik dari sisi kepraktisan hidup hingga ekonomi," kata Heru.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023